Pengukuhan Prof. Dr. Harun, M.Pd. sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Anak Usia Dini

Prof. Dr. Harun, M.Pd., hari ini Sabtu (12/12) di Auditorium UNY, dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang Ilmu Pendidikan Anak Usia Dini pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Harun menyampaikan pidatonya yang berjudul “Asesmen Dinamis pada Anak Usia Dini”.

Dalam pidatonya, Harun mengatakan sebagai latar belakang pidato pengukuhan mengatakan, “Manusia yang dilahirkan merupakan proses sunnatullah yang telah terjadi secara alamiah. Ia harus dijadikan manusia yang sesungguhnya, yang memiliki kecerdasan, kemandirian, kekreatifan, kebudayaan dan kemartabatan. Manusia sesungguhnya adalah makhluk yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian, kecerdasan, keterampilan, dan akhlak mulia serta berbudaya (UUSPN, 2003). Hal tersebut merupakan potensi yang dibawanya sejak lahir dan harus dikembangkan agar menjadi manusia yang sesungguhnya. Ketika manusia itu dilahirkan sekaligus dilengkapinya dengan potensi yang dapat dikembangkan oleh manusia itu sendiri, yaitu berupa pendengaran, penglihatan, dan akal pikiran sebagai alat untuk mendapatkan pengetahuan (Q.S. An-Nahl:78). Pengembangan potensi itu dilakukan melalui pendidikan dan latihan, baik pendidikan formal persekolahan, pendidikan non formal kelembagaan, maupun pendidikan informal di lingkungan keluarga dan masyarakat (UUSPN, 2003). Ketiga lembaga Lembaga tersebut, lembaga keluarga berperan sangat strategis dalam pengembangan manusia.”

Selanjutnya, laki-laki kelahiran Ciamis, 27 Juli 1956 ini mengurai, “Begitu pentingnya keluarga bagi anak, dia sangat ber- gantung kehidupannya kepada ibu dan ayah. Keluargalah yang memberi corak dalam melangkah dan menapaki kehidupan anak di dunia ini (Abdul Hafidz, 1999:35). Sebagai tempat pertama yang didiami dan dikenali oleh anak, segala bentuk dan apa saja yang datang dan tersemaikan di dalam dirinya adalah kehidupan keluarga. Segala sesuatu yang didengar, dilihat, dirasakan, dan ditiru oleh anak adalah apa yang terjadi dalam keluarga akan sangat mempengaruhi perkembangan mereka dalam kehidupan selanjutnya. Anak adalah amanah bagi orangtuanya, hatinya bersih, suci dan polos, anak akan selalu menerima apa yang diukirnya dan akan cenderung terhadap apa dan siapa saja yang mempengaruhinya.”

“Asesmen  dinamis (dynamic assessment) bagi anak usia dini, sering ditandai adanya interaksi guru dan peserta didik dengan tujuan untuk mengoptimalkan kinerja anak usia dini selama penilaian. Metode asesmen dinamis cenderung menekankan proses belajar daripada produk. Asesmen dinamis menghasilkan informasi mengenai kemampuan anak usia dini setelah memperoleh intervensi, intensitas intervensi yang diperlukan untuk memfasilitasi kompetensi anak usia dini, sifat dari proses yang menghambat kinerja yang lebih optimal, dan jenis intervensi yang menjanjikan peningkatan penguasaan anak usia dini tentang tugas yang diberikan, “jelas dosen bidang ilmu evaluasi, assesment, penelitian ini.

Dalam asesmen dinamis, Harun menyampaikan, “Pembelajaran dan penilaian harus disatukan menjadi satu kegiatan di mana berbagai bentuk dukung- an diberikan untuk mengungkapkan ruang lingkup kemampuan anak sekaligus membantu perkembangan mereka. Keuntungan asesmen dinamis adalah membuat rekomendasi berdasarkan potensi pengembangan yang tidak diungkapkan oleh non-dinamis. Dalam asesmen dinamis, potensi anak usia dini adalah ukuran yang dapat diandalkan untuk memprediksi kemungkinan pening- katan kemampuan di masa depan, yaitu, respon anak usia dini terhadap instruksi dilihat sebagai ukuran potensi. Tujuan penilaian dinamis pendidikan anak usia dini yaitu menjadi sarana untuk: (1) membuat klasifikasi pendidikan yang lebih akurat (misalnya ber- bakat atau cacat intelektual); (2) memberikan prediksi yang unggul tentang kinerja masa depan yang mungkin membantu dalam mengidentifikasi mereka yang akan memperoleh keuntungan maksimum dengan bantuan lebih lanjut, atau; dan (3) memberikan informasi rinci tentang individu anak dengan cara yang dapat membantu para pendidik memberikan intervensi yang disesuaikan secara individu yang cocok dengan kebutuhan khususnya.”

Pada bagian akhir, dosen yang pernah menjadi pengajar dan dosen tetap di FKIP UNTAN Pontianak ini mengatakan, “Asesmen dinamis anak usia dini tidak terlepas dari kurikulum pendidikan anak usia dini. Langkah-langkah prosedur penilaian dinamis berbasis kurikulum meliputi: memilih tugas kurikulum, melakukan proses analisis, mengembangkan tugas kurikulum post test dan pre test ditambah hasil analisis proses, mengelola pre test, dan melaksanakan intervensi.” (Sud)