SARASEHAN PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA

Kamis (17/3) Jurusan PAUD FIP UNY bersama enam TK Mitra di Yogyakarta melaksanakan “Sarasehan Pembelajaran Berbasis Budaya”. Kegiatan ini dihadiri oleh Joko Pamungkas, M.Pd selaku Ketua Jurusan PAUD FIP UNY, Nur Hayati, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan PAUD FIP UNY, Dr. Amir Syamsudin, M.Ag. selaku narasumber, Kepala TK Kemala Bhayangkari 02 Baciro, Kepala TK Kemala Bhayangkari 04, Kepala TK Kemala Bhayangkari 05, Kepala TK Kartika III-38 Asmil Yonif 403, Kepala TK Negeri Pembina Bantul, Kepala TK Angkasa Adisutjipto dan satu perwakilan guru kelas setiap TK mitra. Acara ini dibuka oleh Sekretaris Jurusan PAUD FIP UNY yang didalam sambutannya menyampaikan bahwa sarasehan ini bertujuan untuk menyamakan persepsi antara Jurusan PAUD FIP UNY dengan TK mitra terkait implementasi seni dalam kurikulum 2013 melalui pembelajaran budaya lokal yang dilakukan oleh mahasiswa Jurusan PAUD FIP UNY di TK mitra.

“Struktur Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pengorganisasian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, muatan pembelajaran, program pengembangan, dan beban belajar. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) PAUD Kurikulum 2013 adalah kriteria minimal tentang kualifikasi perkembangan anak yang mencakup aspek nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan seni. Seni merupakan salah satu aspek pada STPPA PAUD Kurikulum 2013 PAUD. Seni meliputi mengeksplorasi dan mengekspresikan diri, berimaginasi dengan gerakan, musik, drama, dan beragam bidang seni lainnya (seni lukis, seni rupa, kerajinan), serta mampu mengapresiasi  karya seni. Seni didalam kurikulum 2013 PAUD dikaji pada kompetensi dasar (KD) yang berbunyi “4.15.menunjukkan karya dan aktivitas seni dengan menggunakan berbagai media”. Guru PAUD dituntut harus kreatif dalam mengemas dan menunjukkan karya maupun aktivitas seni kepada anak didiknya dengan menggunakan beragam media yang ada dilingkungan sekitar. Mahasiswa Jurusan PAUD FIP UNY merupakan calon guru PAUD yang diwajibkan terjun langsung untuk mempraktikan seni berupa konsep gerak tari ke anak didik di TK mitra dan menampilkan karya seni tersebut dalam suatu wadah festival” ujar Dr. Amir Syamsudin, M.Ag.  dalam paparannya.

Paparan selanjutnya disampaikan oleh Joko Pamungkas, M.Pd., menyampaikan bahwa budaya luar sangatlah mudah mempengaruhi masyarakat sekitar yang berdampak budaya lokal mulai terlupakan seperti halnya masyarakat lebih mengenal tokoh kartun Superman, Spongebob, dan Doraemon dibanding tokoh pewayangan yang ada di Jawa. Sama halnya masyarakat lebih menyukai tarian yang beraliran pop daripada tradisional. Agar budaya lokal tersebut tidak musnah, maka perlulah pembelajaran budaya lokal yang dikenalkan, dipupuk dan ditanamkan pada guru yang mana nantinya ditularkan pada anak didiknya. Pembelajaran budaya lokal melalui konsep seni gerak tari merupakan suatu upaya untuk mengenalkan, menjaga dan melestarikan budaya lokal. Implementasi seni dalam kurikulum 2013 melalui pembelajaran budaya lokal dapat dilakukan melewati konsep seni gerak tari anak usia dini yang menggunakan musik tradisional. Mahasiswa sebagai calon guru juga memiliki tuntutan untuk mengembangkan, mengimplementasikan ilmu terkait budaya lokal yang diperoleh dalam perkuliahan mata kuliah Estetika Koreografi Tari untuk AUD agar mahasiswa mendapatkan gambaran nyata mengenai praktik pembelajaran tari di lapangan secara langsung. Dalam sarasehan ini diharapkan guru dapat bekerjasama dan mendukung kegiatan mahasiswa dalam mempraktikkan konsep seni gerak tari pada anak secara langsung di TK mitra masing-masing dan menunjukkan atau menampilkan karyanya dalam kegiatan Dies Natalis UNY ke-52 yang diberi nama “Festival Wayang Bocah 2016”. (wil)

Tags: